Hubungan Pola Makanan dan Nilai Gizi Terhadap Kualitas Kesehatan Masyarakat – Kualitas kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu pengaruh utamanya adalah kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan berpengaruh besar karena manusia mulai dari yang muda hingga tua membutuhkan makanan dengan nutrisi yang cukup agar dapat bertahan hidup.
Anak-anak dan remaja membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan. Dewasa dan lansia membutuhkan makan yang teratur agar tetap sehat dan bertenaga dalam menjalankan aktivitas sehari-sehari.
Dapat dilihat bahwa asupan makan yang cukup sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat, akan tetapi asupan makan yang cukup masih belum menjamin kualitas kesehatan masyarakat yang layak karena tergantung dengan pola makanan dan nilai gizi yang dikonsumsi masyarakat, hal tersebut bisa menimbulkan kualitas yang berbeda.
Untuk itu, ulasan di bawah ini akan membahas tentang hubungan pola makan dan nilai gizi terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
Layanan Jasa konversi Tesis/Disertasi/Hasil Penelitian menjadi Artikel jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Translate Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Proofreading Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Cari Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Turunkan Turnitin Klik Disini
Berikut pembahasannya:
Pola makan
Pola makan atau frekuensi makan bisa diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk mengatur jumlah asupan makanan dan jenis makanannya dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pola makanan terbagi atas tiga kelompok, yakni:
- Jenis makan
Jenis makanan adalah jenis makanan pokok yang dikonsumsi di setiap harinya. Jenis makanan pokok terdiri atas lauk nabati, lauk hewani, sayuran, dan buah yang dikonsumsi setiap hari.
Makanan pokok sendiri merupakan sumber makanan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat di setiap saat seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, sagu, dan tepung.
- Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah berapa kali makanan yang biasa dikonsumsi dalam sehari, mulai dari makan pagi, makan siang, makan malam, bahkan makan selingan.
- Jumlah makan
Jumlah makan adalah jumlah banyaknya makanan yang dikonsumsi dalam setiap individu dalam suatu kelompok.
Dari ketiga kelompok tersebut, kita dapat mengetahui pengaruh setiap kelompok tersebut terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
Pola makan yang seimbang
- Jenis makan
Indonesia merupakan negara di mana masyarakatnya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Peran nasi memang penting karena nasi merupakan makanan sumber energi, akan tetapi konsumsi nasi sana belum dapat menjaga kesehatan tubuh.
Oleh karena itu pola makan harus diseimbangkan dengan makanan lainnya seperti makanan yang mengandung zat pembangun dan zat pengatur.
- Frekuensi dan jumlah makan
Frekuensi makanan yang sehat adalah tiga kali dalam sehari.
Konsumsi makanan yang kurang dari tiga kali sehari dapat membuat tubuh kurang sehat karena asupan nutrisi yang dibutuhkan masih belum cukup sehingga hal ini akan membuat sistem imun melemah, berat badan menurun, dan mudahnya terjangkit penyakit.
Sedangkan konsumsi makanan yang berlebihan juga berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh karena hal ini bisa menyebabkan kegemukan atau obesitas sehingga tubuh juga rawan terkena penyakit.
Nilai gizi
Nilai gizi atau nutrisi merupakan kandungan zat yang terdapat dalam makanan sehat yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta memelihara kesehatan metabolisme dan tubuh.
Perhatian terhadap nilai gizi yang diterima tubuh juga sama pentingnya dengan memperhatikan pola makan karena walaupun makanan yang diterima sudah cukup untuk membuat tubuh tetap bertenaga, nilai gizi yang kurang atau berlebihan akan menyebabkan efek buruk lainnya terhadap tubuh seperti penumpukan lemak, peningkatan kadar gula, merusaknya peredaran darah, dan sebagainya.
Untuk menghindari efek buruk tersebut, nilai gizi harus mengandung enam sumber nutrisi penting yakni:
- Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber penyedia energi utama. Tubuh membutuhkan karbohidrat untuk menghasilkan glukosa yang bisa dipakai untuk memberikan atau menyimpan energi.
Konsumsi karbohidrat seharusnya tidak berlebihan karena karbohidrat yang berlebihan akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak sehingga mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti bakso, mie, cireng, dan sebagainya perlu dikurangi.
- Protein
Protein berperan penting dalam membangun dan memelihara jaringan otot dan saraf. Protein akan memproduksi hormon yang berguna untuk tubuh.
Protein terbagi atas dua jenis, yakni protein hewani dan nabati. Protein hewani terdapat pada daging hewan, sedangkan nabati terdapat pada kacang-kacangan, padi-padian, dan syuran.
Sama seperti karbohidrat, konsumsi protein tidak boleh berlebihan atau kurang untuk menghindari kolestrol atau penumpukan lemak.
- Lemak
Lemak berperan sebagai cadangan energi. Lemak mungkin sering diasosiasikan sebagai hal yang buruk untuk tubuh, tetapi tubuh sendiri membutuhkan asupan lemak yang cukup sebagai cadangan energi.
Lemak terbagi atas dua jenis, yakni lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak tidak jenuh terdapat pada kacangan tanah atau buah alpukat. Lemak jenuh terdapat pada daging, telur, susu, ikan, dan mentega.
- Vitamin
Vitamin berfungsi untuk membantu metabolisme tubuh, meningkatkan energi, dan memperlancar pikiran. Setiap vitamin tentu memiliki fungsi yang berbeda.
Contohnya, vitamin A, C, E berfungsi mencegah penyakit, vitamin D dan K berfungsi untuk penyerapan kalsium dan pembekuan darah.
- Mineral
Mineral berperan dalam membantu kelancaran fungsi organ tubuh. Mineral terdiri atas dua jenis, yakni fosfor dan klorin. Klorin berfungsi untuk memproduksi cairan pencernaan tubuh, fosfit membantu tulang lebih kuat.
Mineral bisa ditemukan di garam, akan tetapi konsumsi garam tidak boleh melebihi 2400 miligram per hari karena dapat meningkatkan tekanan darah.
- Kalsium
Kalsium berperan dalam menjaga kesehatan tulang. Sumber kalsium utama mungkin terdapat pada susu, tetapi sayuran atau kacang-kacangan juga mengandung kalsium walaupun tidak sebanyak susu.
Konsumsi kalsium harus seimbang karena jika mengonsumsi berlebihan, hal ini akan menyebabkan batu ginjal. Sedangkan jika kekurangan kalsium, hal ini akan menyebabkan tulang keropos sehingga rentan retak atau patah khususnya di usia tua.
Layanan Jasa konversi Tesis/Disertasi/Hasil Penelitian menjadi Artikel jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Translate Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Proofreading Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Cari Jurnal Klik Disini
Layanan Jasa Turunkan Turnitin Klik Disini