Menerjemahkan jurnal merupakan aktivitas yang membutuhkan ketelitian tinggi. Seorang penerjemah tidak hanya memerlukan kemampuan berbahasa asing saja, namun masih banyak pertimbangan lain yang harus disipakan sebelum menerjemahkan sebuah jurnal atau dokumen lain.
Perhatikan Hal-hal Berikut Sebelum Menerjemahkan
Menerjemahkan sebuah jurnal atau dokumen lain tentu tidak boleh sembarangan, Anda harus mengetahui dan memiliki beberapa hal berikut sebelum menjadi seorang penerjemah.
1. Memiliki Pengetahuan Bahasa yang Luas
Hal penting pertama yang harus Anda miliki adalah pengetahuan bahasa yang luas dan sempurna, baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Hal ini bertujuan agar hasil dari terjemahan lebih akurat dan sesuai dengan apa yang akan disampaikan. Terlebih setiap bahasa memiliki kaidah masing-masing.
Oleh karena itu, penerjemah harus tahu lebih dalam terkait bahasa sumber sebelum Menerjemahkan jurnal. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan yang bisa saja terjadi ketika proses menerjemahkan.
2. Memahami Isi dan Maksud Jurnal
Kedua, seorang penerjemah juga harus memahami terlebih dahulu isi dan maksud dari jurnal yang akan diterjemahkan. Konteks dari sebuah teks harus benar-benar dipahami dan dikuasai oleh penerjemah agar mengerti inti dari teks jurnal tersebut.
Jangan sampai sebagai seorang penerjemah Anda justru salah tafsir ketika membaca hasil terjemahan. Hal seperti itu bisa berdampak fatal dan menyebabkan kesalahpahaman dalam memahami isi dan maksud yang diinginkan oleh penulis jurnal.
3. Mengenal Istilah yang Biasa Digunakan Sehari-hari
Hal penting lain yang harus dikuasai oleh seorang penerjemah adalah bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian. Ternyata tidak hanya bahasa formal atau baku saja yang perlu dikuasai, tetapi bahasa-bahasa informal juga wajib dipahami sebelum menerjemahkan jurnal.
Hal ini karena tidak semua dokumen atau jurnal menggunakan bahasa yang formal atau baku. Oleh sebab itu, seorang penerjemah harus menguasao bahasa informal juga agar senantiasa siap ketika harus menerjemahkan jurnal yang menggunakan istilah-istilah lazim di kehidupan sehari-hari.
4. Update dengan Perkembangan Bahasa
Dengan berkembangnya zaman, bahasa juga akan mengalami perubahan dan perkembangan secara otomatis. Begitupun dengan kamus yang akan berubah dan selalu berkembang mengikuti perkembangan bahasa dari waktu ke waktu. Itulah mengapa penerjemah harus selalu update dan tahu setiap ada perubahan dalam bahasa.
Tidak hanya bahasa lisan, namun juga bahasa tertulis. Sebagai seorang penerjemah Anda bisa mengikuti perkembangan bahasa dengan mencari referensi dari berbagai artikel atau jurnal linguistik.
5. Leluasa dalam Gaya Berbahasa
Yang terakhir, seorang penerjemah juga harus tahu dua gaya penulisan yaitu penulisan formal dan juga informal. Dimana di dalam gaya penulisan formal ada dua gaya penulisan akademik, bisnis, serta hukum. Berbeda dengan formal, gaya penulisan informal umumnya menggunakan bahasa kasual atau lebih santai.
Karena kedua gaya penulisan tersebut tentu sangat berbeda, sehingga Anda harus memiliki keleluasaan dalam gaya berbahasa sebelum menerjemahkan jurnal. Hal ini agar terjemahan tersebut bisa tepat sasaran.
Prosedur Penerjemahan Berdasarkan Jenis-jenis Penerjemahan
Selain mengetahui hal-hal penting sebelum menjadi seorang penerjemah, Anda juga harus mengetahui prosedur dalam menerjemahkan sebuah jurnal maupun dokumen lain. Prosedur penerjemahan sendiri merupakan sebuah teknik yang digunakan selama proses penerjemahan berlangsung sesuai dengan tataran kata, frasa, dan juga kalimat.
1. Penerjemahan secara Langsung
Menerjemahkan jurnal secara langsung juga memiliki beberapa metode dan prosedur yang harus Anda pahami terlebih dahulu untuk kemudian bisa Anda terapkan dalam menerjemahkan sebuah jurnal.
a. Peminjaman
Metode yang pertama merupakan metode yang paling sederhana. Anda hanya akan menulis kembali istilah pada bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa harus memodifikasi atau merubahnya terlebih dahulu.
Selain itu, metode peminjaman ini juga biasa dilakukan karena adanya perbedaaan lingkungan, budaya, dan juga pandangan hidup antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
b. Calque
Metode yang kedua ini hampir serupa dengan metode peminjaman, bedanya pada metode ini terdapat proses penerjemahan. Dimana istilah asing yang tidak memiliki arti di dalam bahasa sasaran akan diterjemahkan menjadi bagian-bagian.
2. Penerjemahan Tidak Langsung
Selain penerjemahan secara langsung, ada juga penerjemahan secara tidak langsung dan terdapat 4 metode penerjemahan tidak langsung yang harus Anda ketahui. Berikut beberapa metode dari penerjemahan tidak langsung yang akan dibahas.
1. Transposisi
Metode yang pertama dilakukan dengan mengubah satu level bahasa ke level bahasa yang lain, misalnya dari kata ke frase atau bahkan ke kalimat.
Begitu juga dengan kalimat majemuk yang bisa diterjemahkan ke dalam kalimat yang sederhana. Atau bahkan dua kalimat sederhana yang bisa diterjemahkan menjadi sebuah kalimat majemuk.
2. Modulasi
Metode yang kedua merupakan sebuah metode pergeseran sudut pandang. Dimana makna sebuah kalimat bisa mengubah kalimat aktif menjadi pasif, negatif menjadi positif, dan sebagainya.
3. Padanan
Metode yang satu ini dilakukan dengan cara memodifikasi kata-kata dari bahasa sumber agar bisa sesuai dengan kaidah bahasa sasaran. Contohnya modification yang diterjemahkan menjadi kata modifikasi, begitu juga dengan kata fiction diterjemahkan menjadi kata fiksi, dan sebagainya.
4. Adaptasi
Metode menerjemahkan jurnal yang terakhir ini merupakan metode yang cukup ekstrim karena dilakukan ketika di dalam bahasa sumber tidak lagi ditemukan makna dalam bahasa sasaran.
Itulah pembahasan mengenai hal-hal yang wajib diketahui dan metode atau prosedur dalam menerjemahkan jurnal. Setelah mengetahuinya kini Anda bisa menerjemahkan dengan benar dan tepat dengan sasaran.