Tips Mudah Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar

Tips Mudah Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar

Tips Mudah Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar – Jurnal ilmiah seperti yang sudah diketahui secara luas di kalangan akademisi maupun masyarakat umum adalah sebuah publikasi periodik yang berupa karya tulis artikel ilmiah yang penerbitannya dilakukan secara berkala. Penerbitannya biasanya dilakukan pada jangka waktu tertentu, seperti misalnya setiap empat bulan sekali atau bahkan setahun sekali. Publikasi jurnal ilmiah bisa beragam dengan jurnal ilmiah yang biasanya berisi padat dan umumnya berjumlah antara delapan sampai belasan halaman.

Jurnal ilmiah terus ditulis dan dipublikasikan dengan tujuan untuk mengembangkan sebuah penelitian yang sudah ditulis serta bisa dijadikan acuan untuk para peneliti lain yang masih dalam proses menyusun dan melakukan penelitian dengan tema dan metode yang mungkin sama. Jurnal ilmiah yang bagus adalah yang bisa memberikan kebaruan bagi para peneliti lain sehingga bisa semakin mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk itulah, jurnal ilmiah dinilai sebagai sebuah media yang digunakan untuk mengembangkan keilmuan dari beberapa penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan. Jurnal ilmiah bisa dijadikan rujukan bagi penelitian-penelitian berikutnya. Oleh karena itu, jurnal ilmiah mempunyai kedudukan yang penting dalam berkontribusi di dunia imu pengetahuan dan penelitian.

Penting bagi para akademisi untuk bisa menulis jurnal ilmiah dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa tips menulis jurnal ilmiah yang baik dan benar:

  • Menyusun Jurnal dengan Benar

Mempunyai keinginan untuk menulis jurnal ilmiah harus mengetahui susunan jurnal yang benar. Menulis jurnal dengan isi yang bagus saja tidak cukup. Peneliti harus bisa juga menyusun jurnal tersebut dengan benar dan juga baik. Ada pakem-pakem atau aturan-aturan penulisan yang harus diikuti dengan tertib oleh para peneliti dan penulis jurnal ilmiah. Dalam penulisan jurnal ilmiah penyusunannya harus meliputi: judul, abstrak, pendahuluan, metode dan obyek, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Sebuah jurnal ilmiah harus terdiri dari susunan subbab-subbab ini agar bisa dianggap sebagai sebuah jurnal yang layak terbit atau publikasi.

  • Penulisan Judul Jelas

Agar jurnal ilmiah dapat langsung bisa dipahami apa isi pembahasannya, judul harus bisa mencerminkannya. Jurnal ilmiah yang baik harus mempunyai judul yang jelas. Ini karena judul berfungsi sebagai kunci untuk memberikan kemudahan bagi pembacanya mengetahui isi jurnal ilmiah tersebut tanpa harus membacanya secara keseluruhan. Di dalam judul tidak boleh mengandung dua makna atau arti. Dalam menulis judul sebaiknya hanya mencakup maksimal 14 kata saja untuk bahasa Indonesia dan 10 kata untuk judul dengan bahasa Inggris. Mengenai font dan ukurannya mengikuti dari jurnal tempat publikasi yang dituju.

  • Pendahuluan tidak Melebar

Fungsi bab pendahuluan adalah untuk menyatakan temuan, permasalahan, dan tujuan dari penelitian. Di dalam pendahuluan peneliti harus memasukkan alasan mengapa melakukan penelitian tersebut, apa urgensi dari permasalahannya, apa tujuannya dilakukan penelitian ini secara umum dan khusus, serta menggambarkan kebaruan yang diberikan oleh penelitian tersebut. Dengan kata lain, dalam pendahuluan harus mencakup latar belakang masalah yang berupa ringkasan permasalahan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam penelitian untuk membedah dan juga menganalisanya menggunakan metode yang paling tepat. Sebaiknya pendahuluan tidak ditulis dengan terlalu melebar. Apalagi jika terlalu banyak yang ditulis hingga bisa menyinggung permasalahan-permasalahan yang tidak berkaitan dengan penelitian. Jangan sampai poin-poin penting malah tidak tersampaikan. Dengan begitu, pembaca tidak akan bingung memahami arah penelitian penulis.

  • Metode dan Obyek Terarah

Pada bab metode dan obyek peneliti harus menjelaskan mengenai proses, keterangan yang mencakup desain penelitian, desain percobaan, obyek penelitian, metode yang dipakai dalam penelitian, cara pengumpulan data, serta lokasi penelitian dilakukan. Dalam bab ini sebaiknya ditulisakan dengan jelas dan terarah serta tidak terlalu panjang agar para target pembaca bisa memahami apa yang sebenarnya dilakukan dalam penelitian jurnal ilmiah tersebut dengan mudah.

  • Penulisan Hasil Beragam

Dalam bab hasil peneliti berkewajiban menampilkan dan menyajikan data yang bentuknya sudah berupa ringkasan dengan tinjauan dalam bentuk teks, bisa juga berupa pola, skema, serta gambar sesuai dengan yang dilakukan dalam penelitian. Pada bab ini peneliti harus menampilkan apa yang didapat pada hasil penelitian. Cara penyajiannya bisa beragam, misalnya dengan tabel, gambar, maupun skema yang bisa membantu dalam merepresentasikan pemikiran penulis sehingga pembaca mendapatkan visualisasi yang jelas agar lebih mudah dalam memahami jurnal ilmiah yang bersangkutan tersebut.

  • Interpretasi Jelas dalam Pembahasan

Pembahasan bisa digunakan peneliti untuk menjelaskan lebih detail mengenai data yang didapatkan. Di dalam bab ini, penelitia bisa menginterpretasikan hasil yang sudah diamati seperti korelasi variabel-variabel yang penting bisa dijelaskan dengan lebih seksama. Peneliti harus sejelas mungkin menginterpretasikan hasil. Sebagai contohnya, apabila hasil penelitian negatif, peneliti harus dengan jujur menyampaikan apa adanya dengan tidak perlu melakukan pengubahan. Peneliti harus menerangkan penyebabnya juga di dalam pembahasan. Temuan ini bisa berguna bagi peneliti-peneliti berikutnya sebagai bagian dari kajian pustaka yang terbuka untuk dianalisa ulang.

  • Kesimpulan sebagai Pernyataan Murni

Bab kesimpulan tidak sekedar berfungsi untuk memindahkan hasil dan pembahasan begitu saja. Tetapi, pada bab ini, kesimpulan berisi justifikasi peneliti terhadap hasil temuan penelitian. Penulisan kesimpulan tidak boleh dalam bentuk poin-poin. Selain itu, kesimpulan berguna sebagai pernyataan murni hasil penelitian yang mempunyai kekuatan tersendiri.

  • Daftar Pustaka Sesuai

Kesalahan yang masih sering terjadi adalah memasukkan referensi di dalam daftar pustaka yang tidak berkaitan sama sekali dengan penelitian di dalam jurnal ilmiah. Selain itu, peneliti kadang juga memasukkan referensi di dalam daftar pustaka yang ternyata tidak tercantum di dalam jurnal. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun daftar pustaka yang sesuai dengan meneliti ulang referensi-referensi yang digunakan di dalam jurnal. Sekiranya, referensi-referensi tersebut memang tidak digunakan sebaiknya dihapus saja agar tidakĀ  rancu dan juga menghindari kesalahan yang sama terulang kembali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Silahkan komunikasikan kebutuhan anda dengan team jurnal kami!

Klik, Untuk Bisa Kami Bantu Sekarang